Tampilkan postingan dengan label Khazanah Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khazanah Islam. Tampilkan semua postingan

24 September 2015

Menteri Desa Ajak Birokrat Implementasikan Nilai Sosial Ibadah Qurban

GampongRT - Melaksanakan sholat Idul Adha dilingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Menteri Marwan Jafar mengajak kepada semua birokrat untuk bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai sosial ibadah Qurban yang dilakukan pada saat hari raya Idul Adha.

"Idul Adha mempunyai dua dimensi, Pertama adalah dimensi ritual-transendental. Di mana ritual qurban ini sebagai wujud penghambaan manusia dalam ekspresi syukur kepada Allah SWT. Dimensi kedua yaitu dimensi sosial yang tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan hewan qurban kepada fakir miskin. Di sini ditujukan untuk menimbulkan nuansa egaliter dalam masyarakat," ujar Menteri Marwan saat berbincang santai kepada wartawan usai menyerahkan satu ekor sapi kepada panitia kurban, di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (24/9).

Dimensi sosial dari qurban, menurut Menteri Marwan harus menjadi semangat para birokrat di lingkungan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk meningkatkan produktifitas kerja dan mengentaskan angka kemiskinan di perdesaan.

"Nilai-nilai Ibadah Qurban harus menjadi cambuk untuk meningkatkan produktifitas kerja demi mengentaskan kemiskinan yang masih banyak terjadi di perdesaan," imbuhnya.

Menteri Marwan menambahkan ibadah Qurban selain sebagai bentuk penghambaan kita kepada allah, juga harus ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas moral dan sosial (kesalehan sosial) para pequrbannya.

"Ibadah dalam bentuk ritual belumlah sempurna jika tanpa dibarengi ibadah dalam bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Jika kita dapat mengaktualisasikan kesalehan individual-personal melalui ibadah, menjadi suatu kesalehan sosial, maka kita bisa menjadi manusia yang mendatangkan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," tandasnya. (Sumber: kemendesa).

Foto: ilustrasi penyembelihan qurban Idul Adha.

05 Agustus 2015

Baca Nih Para Suami, Mana yang Harus Diutamakan, Menafkahi Istri atau Ibu Kandungnya?

Assalamualaikum wr. Wb.

Ustad/ustdzah saya Iva, wanita dan sudah menikah. Saya bekerja dan memiliki anak 1 masih balita. Saya ingin bertanya, bagaimana islam memandang apabila dalam rumah tangga istri harus memenuhi kebutuhan sendiri & anak, dikarenakan suami harus membyar cicilan pinjaman di bank & memberikan nafkah ke ibunya, sedangkan ibu mertua mampu & msih dapat nafkah dari bapak mertua & dari kakak ipar setiap bulannya.


Suami takut ibunya marah jika tidak dikasih. Jadi suami tidak bisa menafkahi istri dan anak. Apakah dalam islam berdosa ustad/ustdzah ? Apakah islam memandang apabila tidak memberi nafkah ke ibunya, suami saya berdosa ? Apakah tidak bisa memberi nafkah istri dan anak termasuk mendzalimi istri & anak ? Mana yang harus didahulukan istri & anak atau ibunya? Sblm menikah saya seorang yatim & saya juga msih menjadi tulang punggung keluarga untuk menafkahi ibu saya dan adik saya sampai saat ini. Bagaimana islam memandang permasalahan ini, mhon jwabanya ustad/ustadzah. Sukron. Wassalam,

Jawaban
Assalamu alaikum wr.wb Alhamdulillahi Rabbil alamin. Washshalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba'du:


Dalam Islam jelas bahwa seorang suami bertanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada isteri dan anak-anaknya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Alquran surat an-Nisa ayat 34 dan al-Baqarah 233. Meskipun kondisi isteri mampu, berkecukupan, bahkan kaya, kewajiban untuk memberikan nafkah keluarga tetap menjadi tanggung jawab suami, kecuali kalau isteri ridha dg keadaan yang ada. Namun jika tidak, dan suami tetap tidak mau memberikan nafkah kepada isteri dan anak, maka sang suami berdosa. Rasul saw bersabda, "Cukuplah seseorang mendapat dosa jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya."

Selanjutnya seorang suami memang dituntut untuk memberikan nafkah kepada isteri dan anak, serta kepada kedua orang tuanya jika mereka berada dalam kondisi membutuhkan dan kekurangan. Kalau suami bisa memenuhi kebutuhan mereka semua, maka wajib baginya untuk memenuhi.

Namun jika penghasilan atau hartanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan semua, maka harus ada prioritas. Yaitu yang harus didahulukan adalah isteri dan anak yang memang berada dalam tanggung jawab utamanya sebagai seorang suami. Hal ini berdasarkan sabda Rasul saw, "Mulailah dari dirimu dengan bersedekah (memberikan nafkah) untuknya. Lalu jika ada yang tersisa maka untuk keluargamu (isteri dan anakmu). Jika masih ada yang tersisa, maka untuk karib kerabatmu (orang tua, saudara dst), dan begitu seterusnya."

Imam an-Nawawi berkata, "Apabila pada seseorang berhimpun orang-orang membutuhkan dari mereka yang harus ia nafkahi, maka bila hartanya cukup untuk menafkahi semuanya, ia harus menafkahi semuanya, baik yang dekat maupun yang jauh. Namun apabila sesudah ia menafkahi dirinya, yang tersisa hanya nafkah untuk satu orang, maka ia wajib mendahulukan isteri daripada karib kerabatnya yang lain...(Raudhah ath-Thalibin).

Melihat pada kasus Anda, hendaknya suami mendahulukan yang menjadi kewajibannya, yaitu menafkahi isteri dan anak. Jika kondisinya benar-benar tidak mampu menafkahi ibunya, maka suami tidak berdosa karena Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Hanya saja, hal ini harus dibicarakan secara baik-baik disertai dg pemberian pemahaman. Kalau ibu masih tetap bersikeras untuk mendapat nafkah suami, sementara Anda sebagai isteri ridha demi untuk menjaga keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, maka Anda mendapatkan pahala yang besar insya Allah. Namun jika tidak ridha, Anda berhak untuk menuntut suami. 

Semoga Allah memberikan keberkahan dan jalan keluar terbaik bagi Anda sekeluarga.
Wallahu a'lam.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Tim syariahonline.com | Sumber: 7kontroversi.blogspot.com

17 Juni 2015

Ramadhan, Bulan Semua Kita Diundang Menjadi Tamu Allah

Marhaban ya Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang kedatangannya paling dinantikan oleh setiap umat Muslim. Karena apabila bulan Ramadhan telah tiba, setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa (shaum). 

Allah berfirman yang artinya; “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183).

Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah 'azimat' Nabi tatkala memasuki Ramadhan!

“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah." Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan olehNya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. 


Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. 

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkaNya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmatNya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. 

Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

Diulas dari rumahyatim/gampongRT

16 Juni 2015

Cara Rasulullah SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Pelaksanaan awal puasa Ramadhan tahun 2015 sudah ditetapkan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni (besok), dan akan berlangsung selama 29 hari hingga jatuhnya hari Raya Idul Fitri pada hari Jum'at, 17 Juli 2015.

Tidak ada perbedaan pandangan dalam penentukan awal Ramadhan pada tahun 2015 ini, sebagaimana yang kerap terjadi di Indonesia. Dimana hasil sidang isbat kemarin yang dihadiri oleh Menteri Agama beserta perwakilan dari setiap ormas Islam yang ada di Indonesia, yaitu Nadhlatul Ulama, ormas Islam Muhammadiyah, dan para ulama maupun ahli astronomi, sudah mengeluarkan pengumuman bahwa puasa Ramadhan pada tahun 2015, dimulai besok (Kamis, 18 Juni).

Marhaban ya Ramadhan, mari kita bergembira. Selamat datang bulang kesayangan Allah. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh keberkahan dan keutamaan. Bila sudah tiba waktunya, setiap orang mukmin diwajibkan berpuasa, dan dianjurkan berlomba-lomba dalam meraih sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.
Cara Rasulullah SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Surah [33] AL AHZAB : Ayat 21)

Bila kita menelusuri jejak Rasulullah saw dalam menyambut bulan suci Ramadhan, beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti salat berjama’ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya. 

Rasulullah bersabda: “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan dan jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, dan dibukalah pintu-pintu surga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendaki-NYA dari api neraka. (HR: At-Tirmidzi)

Pada bulan Ramadhan Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal perbuatan umatnya, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Sebagaimana d
iriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw bersabda yang artinya: 

“Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya."

Barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.

Beliau sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. 

Dalam sebuah riwayat dilukiskan bahwa beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau. 

Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: “Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.” 

Dan doa yang selalu diucapkan ketika beliau berdoa adalah; “Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.

Selalu bertadarus (membaca al-Qur’an) pada s
etiap malam bulan Ramadhan. Karena pada setiap malam puasa Malaikat Jibril as, selalu datang menemui Rasulullah saw, dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. 

Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).

Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih ridha Allah, karena pada sepuluh haru terakhir Allah turunkan Lailatul Qadar. 


Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. 

Doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. "Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim."

Diriwayatkan pula: barang siapa yang shalat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. 

Pada riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.

Itulah beberapa jejak Rasulullah saw, pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya beliau mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. 

Rasulullah mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Rasulullah memperingatkan kita semua dengan sabdanya: 

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja." 

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.

Menunggu Penetapan Awal Ramadhan, Berikut Tips Menyambut Bulan Suci

Tidak terasa bulan Ramadhan segera tiba. Apabila penampakan bulan sabit terlihat hari ini, maka puasa Ramadhan akan jatuh pada hari Rabu besok, 17 Juni 2015.

Jika penampakan bulan sabit terlihat pada hari Rabu, maka puasa Ramadhan akan jatuh pada hari kamis tanggal 18 Juni 2016. Semua bergantung pada penampakan bulan sabit secara fisik kapan terjadi. Namun, sebagai masyarakat awam, "Admin akan menunggu hasil rukyatul hilal dan keputusan sidang isbat yang melibatkan para ahlinya."

Metodologi penentuan awal bulan Qamariah, baik untuk menandai permulaan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya harus didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (Rukyatul Hilal Bil Fi'ly). Sedangkan metode perhintungan astronomi (hisab) dipakai untuk membantu prosesi rukyat.

Jumhurul madzahib (Mayoritas imam madzhab selain madzhab Syafi'iyyah) berpendapat bahwa pemerintah sebagai ulil amri diperbolehkan menjadikan ru'yatul hilalsebagai dasar penetapan awal bulan Qamariah, khususnya Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

Karena hemat admin, setiap tahun penetapan awal Ramadhan selalu ada perbedaan pendapat, antara yang menggunakan hisab dan rukyah dengan menggunakan melalui sidang itsbat.


Yang pasti apabila bulan Ramadhan telah tiba, setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa (shaum). Allah berfirman yang artinya; “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183)

Sebagai rasa kegembiraan atas kehadirannya bulan suci Ramadhan pada tahun ini. Admin mau berbagi sebuah tips yang mungkin berguna bagi pembaca, khususnya bagi yang muslim dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

1. Persiapan Iman

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan suci dimana seharusnya kita meningkatkan amalan-amalan dibanding bulan di luar Ramadhan. 
Untuk itu kita perlu menyiapkan iman kita karena iman adalah ibarat energi yang menggerakan ibadah kita di bulan Ramadhan, tanpa iman yang kuat tentunya akan sulit buat kita untuk berpuasa seharian ditambah lagi melakukan ibadah sunah, seperti shalat tarawih pada malam harinya dan ibadah-ibadah sunah lainnya.

2. Persiapan Fisik

Sebelum menjalani puasa wajib dibulan Ramadhan, ada baiknya jika kita melakukan puasa-puasa sunah. Rasulullah SAW sebelum masuk bulan Ramadhan, biasanya beliau lebih meningkatkan lagi berpuasa sunah, dengan maksud agar pada saat kita memasuki bulan Ramadhan, fisik kita sudah terbiasa untuk berpuasa sehingga ketika pada saat bulan Ramadhan puasa kita menjadi puasa yang terbaik.

3. Persiapan Ilmu

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita harus persiapkan pengetahuan kita tentang amalan-amalan yang akan kita lakukan di bulan Ramadhan, agar nantinya amalan-amalan yang kita lakukan menjadi amalan yang terbaik dan diterima Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus mengetahui hukum puasa, syarat-syarat puasa, rukun berpuasa, dan yang membatalkan puasa. Selengkapnya silahkan Anda baca diartikel Siapa yang Wajib Berpuasa Ramadhan.

4. Persiapkan Biaya

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana segala amalan kita dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT, bulan Ramadhan juga sering disebut sebagai bulan berbagi.


Nah, ada baiknya jika kita menyiapkan dana lebih untuk bersedekah misalnya, atau untuk berbagi makanan berbuka karena menurut Rasulullah SAW, barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka pada orang yang berpuasa walau hanya sebiji kurma, maka diharamkan neraka baginya.

Mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan pertaubatan kita. Isilah bulan Ramadhan dengan amalan-amalan terbaik. Jangan sia-siakan bulan yang penuh rahmat dan ampunan dari Allah.

Jangan biarkan ia berlalu dengan percuma, jangan sampai di akhir Ramadhan kita menyesal dan menjadi orang yang merugi, tanpa ada peningkatan iman, tanpa ada peningkatan ketakwaan dan orang-orang yang merugi karena kita tidak termasuk orang-orang yang kembali ke fitrah atau suci kembali selepas Ramadhan.

Semoga bermanfaat, Marhaban ya Ramadhan, Mari Kita Bergembira.

13 Juni 2015

Adzan Seruan yang Suci, Siapa Bilang Mengganggu?

Dalam Islam, adzan dipandang sebagai suatu ibadah, dimana sang muazin (orang yang adzan) harus mengumandankan berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan. 

Para ulama fiqih sepakat, apabila dalam melagukan dan mengiramakan adzan kedapatan menambah atau mengurangi huruf, baris, tanda panjang dan pendek, maka hukumnya makruh, dan apabila menyebabkan perubahan arti yang membuat keraguan, maka itu diharamkan. 

Perihal hukum adzan, memang para ulama berbeda pendapat dan pandangan, apakah "wajib atau sunnah muakkad?

Seperti perbedaan pendapat dalam bacaan, "ash shalatu khairum minan naum"(lebih baik shalat darada tidur) yang diucapkan dalam shalat shubuh. Sebagian ulama membolehkan untuk diucapkan. Sedangkan sebagian ulama yang lain termasuk Imam Syafi'i berpendapat; "Bahwa kalimat itu tidak termasuk adzan yang disunnahkan, melainkan diucapkan pada masa khalifah Umar bin Khattab ra."

Terlepas dari perbedaan pendapat dan pandangan para ulama fiqih yang termasyhur mengenai adzan, namun semua mereka sepakat tidak membolehkan dihapusnya keberadaan adzan sama sekali. 


Dari Ibnu Abdil Barr meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Andai kata seluruh penduduk suatu negara sepakat untuk tidak adzan, penguasa boleh memerangi mereka."

Makna yang terkandung dalam adzan begitu sangat sempurna. Kalimat-kalimatnya sangat suci yang bisa menjadi kekuatan besar untuk mempengaruhi jiwa-jiwa manusia yang tertidur. Dengan adzan, syaitan-syaitan yang mendengarkannya bisa kalang kabut.

Adzan merupakan pesan untuk persaudaraan bagi orang-orang Islam yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar mau melemburkan diri dalam satu identitas bersama sebagai umat yang baik, yang pandai mencegah perbuatan keji di dalam kehidupannya.

Kapan Adzan ditetapkan?

Adzan mulai ditetapkan di kota Madinah pada tahun kedua Hijriah. Ketika itu Rasulullah saw sedang memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang-orang Islam untuk mengerjakan shalat berjamaah di Masjid Madinah (Masjid Nabawai) yang telah lama dipergunakan.

Menurut historis, awalnya para sahabat menyarankan kepada Rasulullah untuk memancangkan bendera ketika waktu shalat telah tiba. Namun, saran itu tidak diterima oleh Beliau karena dirasa kurang mengena dan pas.

Kemudian ada saran untuk menggunakan terompet. Saran itupun tidak disukai oleh Rasulullah saw, karena alat itu sesuatu yang lazim dipakai oleh orang-orang Yahudi. Lalu ada yang menyarankan agar memakai lonceng (genta) saja. Saran inipun tidak diterima oleh Rasulullah saw, karena itu perbuatan yang sering dipakai orang-orang Nasrani.  

Kala itu ada seorang sabahat Nabi bernama Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbi, dalam kegaduhan hatinya itu ia pulang kerumah dan tertidur. Di tengah tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan seseorang yang mengajarkannya kalimat-kalimat adzan. 

Esok harinya ia buru-buru mendatangkan Rasulullah saw dan menceritakan perihal mimpinya itu. Mendengar mimpi sahabatnya, Rasulullah saw sangat gembira dan segera Beliau menyuruh Bilal bin Rabba untuk menyuarakannya. 

Berikut kalimat adzan:

Kalimat pertama: "Allahu Akbar" yang artinya "Maha Besar Allah."
Kaliamat suci ini merupakan salah satu dari 99 asma Allah swt. yang mengandung pengertian bahwa kemahabesaran-Nya atas segala sesuatu yang tidak tertandingi oleh sesuatu yang lain.

Kalimat kedua: "Ashadu ala Ilaha Illallah" yang artinya "Sesungguhnya aku bersaksi tida ada Tuhan selain Allah."

Kalimat suci ini disebut syahadat tauhid, yang memiliki pengertian bahwa Allah swt itu adalah Maha Esa dan wajib disembah dengan kepatuhan. Kalimat ini pegangan bagi hidup dan kehidupan seorang muslim sejati. Ketegasan mengenai kemurnian kemahaesaan Allah swt ini terdapat dalam Al-Quran dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4.

Kalimat ketiga: "Ashadu'ana Muhammadar Rasulullah" yang artinya "Sesungguhnya aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah".

Kalimat suci ini disebut sebagai syahadat Rasul, yang memiliki pengertian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah sesorang manusia yang diutus untuk menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada umat manusia, dan alam semesta. Kerasulan Muhammad saw harus diimami oleh setiap orang Islam.

Oleh karena itu, mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah kewajiban yang mutlak bagi tiap-tiap orang Islam. Rasulullah saw bersabda; "Jika benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Dia mengasihimu." (HR. Muslim).

Kalimat keempat: "Hayya ala'ash shalah" yang artinya "Marilah mendirikan shalat".

Kalimat ini merupakan kata kerja dalam bentuk ajakan, dimana tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Seruan adzan tertuju bagi sekalian orang Islam yang mendengar dan harus dipenuhi jika tidak ada uzur (halangan).

Kalimat kelima: "Hayya ala'al falah" yang artinya "Marilah menuju kemenangan."

Kalimat ini tertuju kepada tujuan dari shalat itu sendiri, yaitu agar serang muslim mampu mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar di dalam menjalani kehidupannya. Bentuk seruannya tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. 

Kalimat keenam: "Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu" yang artinya " Maha Besar Allah, Tiada Lain yang Disembah selain Allah."

Maksud pengulangan kalimat-kalimat ini untuk menegaskan dan menguatkan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah swt, sekaligus juga menyempurnakan seruan itu agar diperhatikan oleh orang-orang yang berakal.

Dari semua kalimat yang terdapat dalam adzan sungguh sangat mulia dan menggugah setiap orang yang mendengarnya. 

Bukti keajaiban adzan menggugah hati

Tatiana, Gadis Slowakia terbuka hatinya setelah mendengar suara adzan saat ia berkunjung ke Kairo, Mesir (7 September 2008). Tatiana adalah salah satu umat Kristiani yang terpikat suara adzan, lalu memutuskan untuk menjadi seorang Muslimah.

“Ketika mendengar suara adzan, jujur saja, saya merasakan getaran-getaran aneh dalam hati. Ketika itu saya seakan terhipnotis dan tak mendengar suara lain kecuali suara yang berkumandang melalui menara masjid itu. Tak berapa lama saya pun bersyahadah,” akunya.

Kemudian salah satu astronom, yang mau meneliti bulan, berhenti sejenak karena dia mendengar suara azan dari bulan, padahal azan tersebut dikumandangkan dari bumi, bayangkan betapa dahsyatnya azan.

Dalam satu hadist Qudsi, Allah berfirman: "Sesungguhnya hampir saja Aku menurunkan siksa-Ku kepada penduduk bumi. Tetapi ketika Ku lihat orang-orang meramaikan masjid-masjid, orang-orang saling mencintai karena-Ku, dan orang-orang senantiasa beristiqfar di waktu sahur, maka Aku palingkan siksa-Ku dari mereka." (HR: Imam Baihaqi).

Maka aneh, jika adzan dibilang pengganggu, dan membuat bising orang yang malas bangun pagi. Seharusnya umat Islam Indonesia bangga, karena agama Islam mengajarkan kedisiplinan. Wacana pengaturan pengeras suara adzan di masjid, terlalu mengada-ngada.! Adzan seruan yang sangat suci, kenapa harus diatur-atur.

Hasil penelusuran selain di Indonesia, beberapa negara yang pernah mengeluarkan kebijakan pengaturan pengeras suara adzan, antara lain sebagai berikut:

Wacana untuk melakukan penyeragaman adzan, pernah digulirkan Pemerintah Mesir yang hendak menerapkan kebijakan baru aturan adzan di Kota Kairo, pada 2007.

Di selatan benua Afrika, misalnya. Mahkamah Agung Mauritius memerintahkan otoritas kota Quatre-Bornes agar melarang Masjid Hidayat Al-Islam menggunakan pengeras suara saat mengumandangkan adzan. Yang menarik, protes atas larangan itu, bukan hanya dilakukan warga Muslim, tapi juga non Muslim.

Di selatan benua Afrika, misalnya. Mahkamah Agung Mauritius memerintahkan otoritas kota Quatre-Bornes agar melarang Masjid Hidayat Al-Islam menggunakan pengeras suara saat mengumandangkan adzan. Yang menarik, protes atas larangan itu, bukan hanya dilakukan warga Muslim, tapi juga non Muslim.

Di Azerbaijan, negeri yang mayoritas berpenduduk Muslim, juga mengeluarkan larangan adzan dengan pengeras suara (23/5/2007). 

Kemudian di Maroko, seorang menteri Partai Sosialis Progresif, Nouzha Skalli mengusulkan larangan adzan Subuh dengan dalih agar tidak mengganggu turis. Di Eropa, SVP — parlemen Swiss (Partai Rakyat Swiss) bersama Partai Kristen ultra konservatif, sejak 2008, gencar mengkampanyekan anti-menara masjid.

Jauh sebelumnya, tahun 1930 dan 1940-an, Turki pernah menerapkan larangan adzan dan mengganti seruan adzan dari bahasa Arab kedalam bahasa Turki, bahkan mengubah masjid menjadi museum.

Larangan menggunakan pengeras suara saat adzan juga terjadi di India. Penggunaan pengeras suara di masjid-masjid dianggap ilegal. [hidayah-admin]

Bulan Ramadhan, Bulan Menguji Kesabaran

Marhaban ya Ramadhan. Apabila bulan Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelengu/diikat oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda; ”Bulan yang paling mulia adalah bulan Ramadhan”. (Baca: Marhaban ya Ramadhan, Mari Kita Bergembira).

Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan sabar, karena setiap orang akan diuji kesabaranya, mereka dituntut untuk meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan apa-apa yang disenanginya, termasuk makan minum, amarah, korupsi, dan syahwat. 

Semua ujian itu dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT. Sebagai bulan yang paling mulia, maka bersiaplah untuk mengikuti ujian kesabaran di bulan suci Ramadhan, dengan melaksanakan ibadah dan meninggalkan larangan Allah. 

Ramadhan bulan penuh rahmat. Siapa saja beribadah di bulan suci ini, Allah akan melipat-gandakan pahala hamba-hambanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya; ”Bagi Allah didalam bulan Ramadhan pada setiap hari, setiap malam Allah memerdekakan hamba-hambanya”.

Maka sempatasnya kita bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, dengan mempersiapkan mental, kesehatan dan harta dalam rangka menyongsong dan mengisi kegiatan dibulan Ramadhan. (Baca: Siapa yang Wajib berpuasa Ramadhan).

11 Juni 2015

Siapa yang Wajib berpuasa Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang kedatangannya paling dinantikan oleh setiap umat Muslim, karena didalamnya terdapat keangungan dan kemulian serta amal shalih dilipatgandakan.

Bulan Ramadhan salah satu rukun Islam yang kelima. Marhaban ya Ramadhan, marilah kita bergembira.

Untuk memantapkan aktifitas beribadah, dengan harapan agar puasa kita diterima Allah, maka wajib bagi kita untuk memahami hukum, syarat sah berpuasa, rukun berpuasa, dan lain sebagainya yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa.
Hukum berpuasa Ramadhan adalah fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baliq dan berakal). Syarat wajib puasa, yakni berakal dan baliq serta sudah berumur 15 tahun keatas, dan kuat untuk berpuasa.

Syarat sah puasa; Islam, mumayyiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik), suci dari darah haidh (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan), berpuasa pada waktu yang dibolehkan dan dilarang berpuasa pada dua hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 bulan Haji).

Fardu (rukun) puasa; niat pada malam hari (pada tiap-tiap malam) sebelum terbit terbit fajar. Kemudian menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Sedangan yang membatalkan puasa; makan dan minum, muntah yang disegaja, bersetubuh (di siang hari bulan Ramadhan), keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan), gila, dan keluar mani dengan segaja (baik bersetubuh dengan perempuan sah atau cara lainnya).

Siapa Yang Wajib Berpuasa

Puasa itu diwajibkan atas setiap mukmin yang aqil baligh, muqim yang mampu dan wanita yang tidak terhalang seperti haidh dan nifas.

Tanda baligh dapat diketahui dengan salah satu dari tiga ciri, yaitu keluar mani (sperma atau ovum) karena mimpi atau lainnya, tumbuhnya rambut pada seputar kemaluan dan berumur genap 15 tahun.

Sedangkan pada wanita sudah terjadi menstruasi (haidh), apabila wanita tersebut sudah haidh maka wajib berpuasa sekalipun di bawah umur 10 tahun.

Apabila seorang kafir masuk Islam atau seorang anak menjadi baligh, atau orang yang gila sadar kembali disiang hari Ramadhan, maka ia wajib menahan diri (dari makan dan minum) sepanjang sisa hari itu.


Karena mereka telah menjadi orang-orang yang berkewajiban melakukan puasa, dan mereka tidak berkewajiban untuk menggati hari-hari sebelumnnya. Karena sebelumnya mereka itu belum menjadi orang yang berkewajiban berpuasa. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.

10 Juni 2015

Marhaban ya Ramadhan, Mari Kita Bergembira

Tak terasa sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan tiba. Bulan yang Allah lipat gandakan setiap amal kebajikan, dosa-dosa dihapus dan derajatnya manusia ditinggikan. Maka diwajibkan terhadap hamba-hamba-Nya untuk berpuasa (shaum). 

Allah berfirman yang artinya; “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183)

Shaum (puasa) secara bahasa bermakna imsak (menahan). Secara syar’i yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai terbitnya fajar shubuh hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat.

Maka tidaklah mengherankan jika hati kaum mu’minin secara serius menghadap kepada Allah Yang Maha Penyayang pada bulan Ramadhan, dengan penuh harapan akan pahala dan kemenangan pada bulan yang mulia ini.

Ramadahan Mubaarak, Ramadhan yang penuh keberkahan. Bulan dimana didalamnya terdapat "Lailatul Qadar" yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Apabila bulan Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelengu. 


Barang siapa yang melakukan satu amalan sunnah dibulan ini, maka baginya bagaikan melaksanakan kewajiban. Barang siapa yang melakukan satu kewajiban, maka baginya 70 kali lipat ganjaran kewajiban di bulan lain.

Ramadhan disebut juga dengan bulan shabar, dimana orang yang sabar baginya surga. Puasa mengandung banyak hikmah dan faedah. Salah satu hikmahnya, orang yang berpuasa akan merasakan penderitaan lapar, maka ia akan merasakan atas penderitaan orang-orang fakir, sehingga timbullah rasa belas kasih dan uluran tanggan untuk meringankan kebutuhan mereka. 

Seperti kata pepatah; “orang yang naik kenderaan itu tidak akan mengetahui sensaranya pejalan kaki kecuali apabila ia jalan kaki.” 

Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka puasa, maka akan diampuni dosanya dan mendapatkan telaga "kautsar" kelak. 
Doa orang yang berpuasa tidak ditolak. 

Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagian, yaitu apabila ia berbuka puasa ia bergembira karenya, dan apabila ia bertemu dengan Tuhannya ia bahagia karena puasanya. Dalam berbagai hadits shahih menerangkan, bahwa puasa telah dikhususkan oleh Allah bagi diri-Nya, dan Dialah yang langsung memberikan pahalanya, dengan melipatgandakan pahalanya untuk yang berpuasa. 

Hadist menyebutkan, yang artinya; “Kecuali puasa, karena puasa adalah milik (bagi) Ku dan Aku memberikan pahalanya (Hr. Al-Bukhari).

Marhaban ya Ramadhan. Mari kita bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Semoga momentum Ramadhan kali ini tidak terlewatkan, dan sanggup kita memeliharanya agar mendapatkan 30 keutamaan di bulan Ramadhan. Semoga bermanfa’at.

05 Juni 2015

Di Puncak Ketenaran, Sang Superstar Peluk Islam


GampongRT - Cat Stevens merasakan betul bagaimana ketenaran justru membawa kegelisahan. Dia menemukan jawaban atas kegelisahannya pada Alquran, dan akhirnya Stevens memutuskan masuk Islam.

Ketenaran dan kekayaan tidak menjamin orang bisa hidup bahagia. Mungkin bagi sebagian orang ketenaran justru membuat semakin gelisah.

Hal ini dirasakan oleh musisi dunia era 70-an, Cat Stevens. Di tengah gelimang harta dan popularitas, Stevens justru merasa gelisah dengan keberadaannya di dunia ini.

Dia merasa bingung dan kerap bertanya siapa dia, mengapa terlahir ke dunia dan untuk apa?

Sejak kecil, Stevens sudah akrab dengan gemerlapnya dunia hiburan. Meski diajarkan untuk mengenal Tuhan, tapi Stevens sempat bingung karena tidak bisa melakukan kontak langsung dengan-Nya.

"Saya menerima ajaran itu, tapi tidak pernah memahaminya secara bulat-bulat," kata Stevens mengenang.

Meski merasa bingung dengan ajaran agama yang dianutnya, Stevens tetap menerimanya. Dia harus menghormati keyakinan orangtuanya.

Karena tumbuh di lingkungan industri hiburan, Stevens mulai menggeluti dunia musik dan melupakan kebingungan terhadap ajaran agamanya.

Di pikirannya saat itu hanya satu, menjadi bintang musik pop terkenal. Dia mulai menciptakan musik dan media massa mulai meracuni pikirannya.

"Saya pikir mungkin inilah Tuhan saya, mendapat uang sebanyak-banyaknya," kata Stevens.

Stevens lantas benar-benar menjadi penyanyi pop terkenal. Fotonya terpampang di mana-mana. Bahkan dia mulai terjerumus ke dalam narkoba dan minum-minuman keras.

Setelah setahun mencecap kesuksesan dan kenikmatan duniawi, Stevens jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itulah dia mulai berpikir apa yang baru saja terjadi? Apa saya hanya sepotong daging? Lalu mengapa hidup ini hanya untuk memuaskan daging rapuh ini?

"Saat itu saya baru sadar bahwa petaka itu merupakan berkah yang diberikan Allah untuk membuka mata saya," ungkap dia.

Stevens pun mulai melakukan pencarian spiritual. Karena saat itu di Barat sedang tren mempelajari hal mistis dari Timur, Stevens ikut mempelajarinya. Dia mulai sadar tentang kematian. Tetapi pertanyaan dalam hatinya masih mengganggunya.

Suatu hari, saudara Stevens baru pulang dari Yerussalem dengan membawa salinan Alquran. Saudara Stevens itu mengatakan saat di sana dia pergi ke sebuah masjid dan sangat terkesan karena ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan di dalamnya.

"Meski dia tidak masuk Islam, dia mengatakan ada sesuatu dalam agama ini (Islam). Dia memberikan Alquran itu kepada saya," terang dia.

Setelah menerima Alquran pemberian saudaranya, Stevens membacanya dengan antusias. Saat itulah dia merasa telah menemukan agama yang benar. Agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama itu hanya untuk orang-orang tua.

"Di Barat, jika ada orang memeluk agama dan menjadikannya sebagai gaya hidup, maka akan dibilang fanatik."

Sejak mengetahui kandungan Alquran, satu-satunya keinginan Stevens adalah menjadi seorang Muslim. Dari Alquran dia tahu bahwa semua nabi dan rasul yang dikirim Allah adalah untuk menyampaikan pesan yang sama.

"Saya menemukan Alquran berbeda. Ada keindahan di dalamnya. Alquran melarang menyembah bulan atau matahari tapi menyuruh untuk merenung dan mempelajarinya."

Stevens kemudian melanjutkan membaca Alquran. Dia menemukan masalah salat, sedekah dan perbuatan baik lainnya.

Meski belum menjadi seorang Muslim, Stevens merasa Alquran adalah jawaban dari pemikiran-pemikiran yang selama ini mengganggunya dan Allah telah mengirimkan jawaban kepadanya melalui Alquran.

Stevens kemudian menemui seorang Muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa dia ingin masuk Islam. Nafisa mengajak Stevens ke Masjid New Regent.

Ketika itu tahun 1977, satu setengah tahun sesudah dia membaca Alquran pemberian saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Stevens pun menjadi seorang Muslim dan berganti nama menjadi Yusuf Islam. Dia tetap bermusik, dan menjadikan lagu-lagunya sebagai media dakwah. 

(Sumber: onislam.net /dream)

04 Juni 2015

Ayo Jemput 30 Keutamaan di Bulan Suci Ramadhan

“Saumu” (Puasa) menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan ucapan yang tidak bermanfaat dan berguna. 

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang kelima. Hukumnya fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baliq dan berakal). Syarat wajib puasa; berakal dan baliq yakni sudah berumur 15 tahun keatas, dan kuat berpuasa.

Puasa tidak wajib bagi orang gila sampai ia sembuh, anak-anak yang belum baliq, orang yang sedang tidur sampai ia terbangun. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah S.w.a yang artinya; “Tiga orang terlepas dari hukum, yaitu orang yang sedang tidur hingga ia terbangun, orang gila sampai ia sembuh, anak-anak sampai ia baliq”. (Riwayat Abu Dawud dan Nasai)

Syarat sah puasa; Islam, Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik), suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan), berpuasa pada waktu yang dibolehkan dan dilarang berpuasa pada dua hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 bulan Haji).

Fardu (Rukun) puasa; niat pada malam hari (pada tiap-tiap malam) sebelum terbit terbit fajar. Kemudian menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Yang membatalkan puasa; Makan dan minum, muntah yang disegaja, bersetubuh (di siang hari bulan Ramadhan), keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan), gila, dan keluar mani dengan segaja (baik bersetubuh dengan perempuan sah atau lainnya).

Ayok kita jemput 30 keutamaan di bulan suci Ramadhan, berikut keutamaan tiap-tiap malamnya: 
  1. Malam pertama; Orang mukmin keluar dari dosanya, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  2. Malam kedua; tiap-tiap umat Muhammad akan diampuni dosanya, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  3. Malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”.
  4. Malam keempat; dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
  5. Malam kelima; Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
  6. Malam keenam; Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  7. Malam ketujuh; seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Hamun (Haman).
  8. Malam kedelapan; Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Allah berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.
  9. Malam kesembilan; seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW.
  10. Malam kesepuluh; Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  11. Malam kesebelas; ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  12. Malam keduabelas; ia datang pada hari kiamat dengan wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
  13. Malam ketigabelas; ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  14. Malam keempat belas; para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  15. Malam kelima belas; ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
  16. Malam keenam belas; Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  17. Malam ketujuh belas; ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  18. Malam kedelapan belas; seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
  19. Malam kesembilan belas; Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
  20. Malam kedua puluh; Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  21. Malam kedua puluh satu; Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
  22. Malam kedua puluh dua; ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  23. Malam kedua puluh tiga; Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  24. Malam kedua puluh empat; ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  25. Malam kedua puluh lima; Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
  26. Malam keduapuluh enam; Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  27. Malam keduapuluh tujuh; ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  28. Malam keduapuluh delapan; Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  29. Malam kedua puluh Sembilan; Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  30. Dan pada malam yang terakhir, Allah berfirman; ”Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari iar Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).

02 Januari 2015

Masyarakat Gampong Riseh Tunong Peringati Hari Pang Ulee Nabi

GampongRT - Dalam rangka memperingati hari kelahiran Pang Ulee yang jatuh pada 12 Rabiul Awwal 1436 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 3 Januari 2015, masyarakat gampong Riseh Tunong mengadakan sejumlah kegiatan dalam rangka memuliakan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Pada malam hari kegiatan diawali dengan shalawat, zikir dan syair-syair mengagungkan Allah SWT dan mendoakan keselamatan untuk Rasulullah SAW keluarga beserta shahabat serta untuk seluruh umat Islam yang dibawakan para remaja putra maupun putri dan santri Dayah Hadikatul Ilmi yang dipusatkan di halaman Meunasah gampong Riseh Tunong kecamatan Sawang kabupaten Aceh Utara.

Keuchik gampong Riseh Tunong, Buchari Budiman mengharapkan melalui momentum peringatan Maulid tahun 2015 umat muslim khusunya masyarakat dan generasi muda Islam gamping Riseh Tunong untuk senantiasa meneladani cara-cara hidup yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai tauladan terbaik bagi semesta alam, "harapnya

Aceh adalah provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam banyak tradisi budaya yang berkembang dalam masyarakat, momentum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh merupakan yang terbesar dan berlangsung lama yaitu selama tiga bulan. Khanduri Maulod (kenduri Maulid) pada masyarakat Aceh terkait erat dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terkahir pembawa dan penyebar ajaran agama Islam.

Masyarakat Aceh sebagai penganut mayoritas agama Islam melaksanakan kenduri maulid setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut maulod awai (maulid awal) dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. 

Sedangkan kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut maulod teungoh (maulid tengah) dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, kenduri maulid pada bulan Jumadil Awal disebut maulod akhee (maulid akhir) dan dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal.

Sejarah Asal Mula Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW

Menurut kamus bahasa arab peringatan Maulid Nabi disebut Mawlid an-Nabi yaitu peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal, 12 Rabiul Awwal dalam penanggalan Hijriyah, sebagai sebuah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Pang Ulee Nabi sebagai utusan Allah yang paling sempurna.

Menurut sebuah referensi asal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.

Serangan Perang Salib atau The Crusade berlangsung sekitar tahun 1099 M. Pada masa tersebut, tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.

Oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi ketika ia menjabat menjadi seorang gubernur pada tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub. Dia mengatakan; bahwa semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu seharusnya dirayakan secara massal.

Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Kesimpulan yang dapat dipetik adalah peringatan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukanlah bid’ah. Karena dalam kitab Madarirushu’ud Syarhul Barzanji sudah dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syqfa’at kepadanya di Hari Kiamat.” Pun diaminkan pula oleh Umar bin Khattab. “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

21 Desember 2014

Cara Menyelamat Diri dari Bencana Menurut Islam (Catatan 10 Tahun Tsunami Aceh)

10 tahun yang lalu tepatnya pada Minggu, 26 Desember 2004 di bumi Aceh terjadi musibah dan bencana yang sangat dahsyat. 

Musibah dan bencana tersebut telah menyebabkan ratusan ribu rakyat Aceh meninggal dunia, ratusan ribu rumah penduduk dan inprastruktur publik Aceh hancur oleh gempa bumi dan gelombang Tsunami.

Alhamdulillah masyarakat Aceh, Allah berikan jiwa yang tegar dan sabar atas musibah tersebut. Buah dari kesabaran dan ketegaran, sehingga dalam hitungan hari berbagai bantuan datang baik dari dalam negeri maupun dari berbagai penjuru dunia, mulai dari benua Arab, China, Eropa, bahkan sampai dari benua Hindia.

Hari demi hari dan bulan berganti tahun, berlahan-lahan masyarakat Aceh terus bangkit memperbaiki diri dari pora-poranda Tsunami dan "kini Aceh sudah lebih indah dari sebelumnya". Sebagai ungkapan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan oleh bangsa-bangsa di dunia, khususnya masyarakat Indonesia. 

Pemerintah bersama masyarakat Aceh menggelar Peringatan 10 Tahun Tsunami Aceh yang dipusatkan di Kota Banda Aceh, pada 25-28 Desember 2014. Harapan kita, peringatan musibah tsunami tahun ini, tidak sekedar acara serimonial saja, tapi harus ada langkah maju dalam penanganan kebencanaan baik kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana yang lebih baik untuk tahun-tahun selanjutnya, mengingat bencana dan musibah tidak pernah luput dalam kehidupan manusia.

Karena sudah merupakan sunnatullah bahwa kehidupan manusia di dunia ini tidak pernah luput dari pada cobaan, bencana dan musibah dengan segala macam bentuknya, mulai dari bencana ketakutan karena adanya hura-hara, bencana alam, gunung meletus, bencana kelaparan karena kekurangan makanan akibat kemarau yang berkepanjangan atau kemiskinan yang berlebihan sampai dengan musibah kematian dengan cara yang biasa sampai dengan yang mengerikan.

Dalam momentum memperingati 10 tahun musibah dan bencana Tsunami. Dalam Al-Qur’an dan Sunnah kita akan menemukan beberapa isyarat dan petunjuk yang dapat menyelamatkan kita dari bencana dan musibah. 

Berikut cara menyelamatkan diri dari musibah dan bencana menurut Islam yang dikutip dari berbagai referensi, antara lain:  

1. Istighfar dan Taubat 

Mereka yang senantiasa beristighfar dan minta ampun bertobat kepada Allah dari segenap dosa yang dilakukannya, baik secara sadar ataupun tidak akan senantiasa mendapatkan perlindungan Allah swt dari bencana dan musibah. Allah swt berfirman: “Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang engkau (wahai Muhammad) berada diantara mereka, dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka senantiasa istighfar minta ampun” (Al-Anfal 4.33).

Istighfar dan taubat merupakan benteng utama yang akan menyelamatkan seseorang dari bencana dan musibah, karena pada umumnya bencana dan musibah itu timbul adalah akibat dari dosa manusia, Allah swt. berfirman : 

“Dan apa saja musibah yang menimpa dirimu, maka adalah disebabkan karena dosa-dosamu, dan Allah memaafkan sebahagian dari dosa-dosamu” (As-Syura 42:30).

2. Meningkatkan Iman dan Taqwa

Meningkatkan Iman dan Taqwa merupakan benteng yang dapat menyelamatakan kita dari bencana dan musibah serta akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh berkat, Allah berfirman :

“Kalau penduduk suatu negeri senantiasa beriman dan bertaqwa, niscaya akan Kami bukakan bagi mereka pintu keberkatan dari langit dan bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan menyiksa mereka karena tingkah laku mereka itu” (Al-A’raf 7:96)

3. Mensyukuri Nikmat Allah dan Menjauhkan diri dari Kufur Nikmat

Mensyukuri nikmat Allah akan membawa berkat dalam kehidupan dan sekaligus merupakan benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari bencana dan musibah, sebaliknya kufur terhadap nikmat Allah akan mengundang siksaan yang sangat dahsyat dari Allah karena bencana dan musibah yang diturunkanNya, Allah berfirman :

“Dan ingatlah ketika Tuhan mu memaklumkan: Sungguh jika kamu mensyukuri nikmatKu, niscaya akan aku tambah (nikmat) pada mu, dan jika kamu kufur pada nikmat yang Aku berikan, niscaya azabku sangat pedih” (Ibrahim 14:7)

Kufur nikmat adalah, semakin banyak nikmat Allah yang diterima semakin jauh pula dia dari Allah, kufur nikmat artinya juga mempergunakan nikmat pemberian Allah hanya untuk kepuasan hawa nafsu, bukan untuk hal-hal yang diridhai Allah.

Dalam Al-Quran Allah menggambarkan suatu negeri yang penuh dengan nikmatNya, akan tetapi karena penduduk negeri tersebut kufur terhadap nikmat Allah maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah, seperti yang difirmankan Allah di dalam Al-Qu’an:

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezki datang melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduk) nya kufur pada ni’mat-ni’mat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (An-Nahl 16:112).

4. Menjauhkan diri dari Hedonisme 

Gaya kehidupan hedonisme yang hanya mengejar kemewahan materi, hidup glamour penuh gembira ria sepanjang hari dengan aneka ragam hiburan yang mengundang maksiat akan mengundang kemurkaan Allah dan menimbulkan bencana serta musibah yang menghancur leburkan suatu negeri. Sebagaimana diperingatkan Allah dalam Al-Qur’anul Karim:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang suka hidup mewah (berfoya-foya) dinegeri itu agar ta’at kepada Allah swt. namun mereka melakukan kedurhakaan (kefasikan) dalam negeri itu. maku sepantasnya berlaku pada mereka ketetapan hukum, maka Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” (Al-lsra’ 17).

Al-Qur’an menggambarkan diantara penyebab dimasukkannya seseorang kedalam neraka kelak adalah kehidupan mereka yang suka berfoya foya dan bergembira ria dengan beraneka hiburan dan tontonan mengejar kepuasan hawa nafsu belaka, senda gurau tanpa batas, sementara ibadah mereka abaikan, Allah berfirman :

“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak histeris: “Celakalah aku!”. Dan dia akan masuk neraka yang bernyala-nyala. Sesungguhnya dia dahulu didunia suka hidup bergembira ria. Sesungguhnya dia menyangka tidak akan kembali kepada Tuhannya” (Al-Insyiqaaq 84; 10-14)

“Apa sebab kamu sampai masuk neraka saqar? Mereka menjawab” Karena dahulunya kami tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat. Dan kami tidak pula memberi makan orang miskin. Dan kami suka berbicara yang bathil, bersama dengan orang yang membicarakannya. Dan kami juga mendustakan hari pembalasan. Sehingga datanglah pada kami kematian” (Al-Mudatsir 74:42-47)

5. Menegakkan Amar Ma'ruf 

Menegakkan da’wah amar ma’ruf, mengajak “manusia untuk mengamalkan ayat-ayat Allah, menegakkan yang haq, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga mengajak orang-orang sekitanya merupakan salah satu benteng pengaman diri dari bencana dan musibah akibat kemurkaan Allah swt.

Allah tidak akan membinasakan suatu negeri apabila dalam negeri tersebut masih terdapat orang-orang yang punya kepedulian da’wah, mengajak masyarakatnya untuk menegakkan syari’at secara kaaffah, Allah berfirman :

“Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar ma’ruf)” (Hud 11:117).

6. Mencegah Kemungkaran 

Disamping menegakkan yang ma’ruf, mencegah kemungkaran atau kemaksiatan ditengah masyarakat merupakan salah satu benteng yang akan menyelamatkan kita dari bencana dan musibah, Allah berfirman :

“Allah mengutuk orang-orang kafir dari Bani lsrail dengan lisan Daud dan Isa bin Maryam. Yang demikian itu karena kedurhakaan mereka dan tingkah laku mereka yang melampaui batas. Mereka tidak punya kepedulian untuk niencegah kemungkaran yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat” (Al-Maidah 5: 78-79)

“Menurut keterangan Hudzaifah bin Yaman, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda: “Demi Yang diriku ditanganNya, hendaklah kamu menegakkan yang ma’ruf dan hendaklah kamu mencegah yang mungkar, atau akan datang masanya Allah menurunkan hukuman (bencana) kepadamu, lalu kamu berdo’a namun Allah tidak akan memperkenankan do’amu itu” (HR. Ahmad & Turrmudzi)

“Menurut keterangan Aisyah ra. Saya pernah mendengar Rasulullah saw. besabda: “Tegakkanlah yang ma’ruf dan cegahlah kemungkaran sebelum datang masanya kamu berdo’a namun tidak diperkenankan Allah do’amu” (HR.Ibmu Majah).

7. Mencegah Kedzaliman 

Kedzaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah SWT. Dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman :

“Wahai hambaku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman pada diriKu, dan Akupun mengharamkan untuk sesama kamu, maka janganlah kamu saling mendzalimi” (HR.Muslim dari Abi Dzar al-Ghifariy).

“Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri melainkan apabila penduduk negeri itu berlaku dzalim” (Al-Qashah 28:59).

Dalam Al-Quran Allah swt. meperingatkan bahwa betapa banyak negeri yang telah dibinasakan Allah swt pada masa yang lalu karena kedzaliman yang telah merajalela di tengah negeri itu.

“Betapa banyak negeri yang Kami binasakan penduduknya karena mereka berbuat dzalim, maka tembok-tembok negeri itupun roboh menutupi atapnya, dan betapa banyak pula sumur-sumur yang telah ditinggalkan, demikian juga istana-istana yang megah (pun ditinggalkan)” (Al-Haj 22: 45).

Yang dimaksud dengan kezhaliman dalam ayat-ayat diatas selain penganiayaan atau tindakan sewenang wenang yang berkuasa terhadap rakyat, atau kesewenangan yang kaya terhadap orang miskin, orang yang kuat terhadap yang lemah, menurut terminologi Al-Qur’an kemusyrikan juga termasuk kedzaliman, bahkan termasuk induk kemusyrikan sebagaimana wasiat Luqmanul Hakim pada anaknya:

“Dan ingatlah ketika Luqman berwasiat kepada anaknya diwaktu dia memberikan pengajaran kepadanya: Wahai. Anakku ! Janganlah kamu mempersekutukan Allah karena kemusyrikan itu merupakan kedzaliman yang besar” (Luqman 31: 13).

Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Apabila tulisan ini bermanfaat silahkan disebarkan. Semoga apa yang kita lakukan menjadi amal untuk akhirat kelak. Dan semoga saudara-saudara kita korban musibah Gempa dan Tsunami diampuni dosanya dan Allah masukan dalam Syurga-Nya.